Selasa, 27 Desember 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekarang ini, mutu menjadi satu-satunya hal yang sangat penting dalam  pendidikan, bisnis dan pemerintahan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam system pendidikan lulusan SMTA atau perguruan tinggi tidak siap memenugi kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para siswa yang tidak siapjadi warga negara yang bartanggung jawab dan produktif itu,akhirnya hanya jadi beban masyarakat. Para siswa itu  adalah produk system pendidikan yang terfokus pada mutu, yang akhirnya hanya memberatkan anggarankesejahteraan social saja. Adanya lulusan lembaga pendidikan yang seperti itu berdampak pula pada system peradilan criminal, lantaran mereka tak dipersiapkanuntuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang, dan lebih parh lagi, akhirnya mereka menjadi warga negara yang mers terasingkan dari masyarakatnya.
            Mengapa pendidikan harus bermutu ? pendidikan saat ini, dalam hal ini pendidikan persekolahan, dihadapkan pada berbagai tantangan baik nasional maupun internasional. Tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, sosial, budaya, politik, dan keamanan. Pembagunan ekonomi sampai masih belum beranjak dari dunia krisis semejak tahun 1997/1998. Bahkan perkembagann ekonomi pada level bawah ( ekonomi kerakyatan ) masih dalam kondisi mundur.
Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan merupakan lembaga yang berfungsi sebagai “ agent of change” bertugas untuk membagun peserta didik agar sanggup memecahkan masalah nasional ( internal ) dan memenangkan persaingan internasional ( eksternal ).  Selain itu juga perlu adanya mengorganisasikan mutu agar Penyelenggaraan sekolah  di orientasikan pada pembentukan manusia yang kompeten dan beradab.

B.     Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas penulis akan membahas tentang:
1.      Pengertian pengorganisassian mutu?
2.      Bagaimana cara mengorganisasikan mutu?
3.      Bagaimana pelaksanaan / implementasi mutu terpadu?
4.      Bagaimana karakteristik mutu?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain memenuhi salah satu tugas mata kuliyah manajemen mutu terpadu  juga untuk menambah wawasan mengenai mengorganisasikan mutu serta pelaksanaan mutu terpadu dan mengetahui karakteritik mutu yang sesungguhnya.

















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pengorganisasian mutu
            Pengorganisasian menurut handoko ialah;
1.      penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
2.      Proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan
3.      Penugasan tanggung jawab tertentu
4.      Pendelegasian weewenang yang di perlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
            Ditambahkan pula oleh handiko bahwa pengorganisasian adalah pengaturan kerja sama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi.[1]
            Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenag dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
            Mutu merupakan memiliki konotasi yang bermacam-macam tergantung orang yang memakainya. Mutu berasal dari bahasa latin qualis yang artinya what kint out. Mutu menurut deming adalah kesesuaian dalam kebutuhan pasar[2].mutu menurut juran adalah kecocokan dengan produk. Mutu menurut crosby adalah kesesuaian yang di syaratkan. Jadi dapat dikatakan mutu itu adalah kualitas dari suatu produk. baik itu berbentuk jasa ataupun barang.
Jadi dapat disimpulkan megorganisasian mutu adalah, suatu proses pengaturan kerja, menaglokasikan, mendistribusikan pekerjaan, dan wewenang yang bertujuan untuk membuat seusuatu menjadi bermutu.

Berbicara mutu tidak terlepas dari Manajemen mutu terpadu ini  adalah sebuah metode dengan budaya,sikap dan struktur organisasi dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan pelanggan dengan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi kebutuhan mereka dengan melibatkan manajemen dan seluruh karyawan dalam perbaikan terus menerus terhadap produk dan jasa yang diproduksi dengan mengurangi kerugian akibat praktik-pratik pemborosan, pembuangan dan cacat.
Ø  Konsep mutu
Konsep manajemen mutu terpadu telah dikembangkan oleh bapak mutu yaitu oleh William EDdwar Deming, setelaha perang dunia II untuk memperbaiki produksi mutu produk dan jasa. Konsep ini tidak ditanggapi oleh perusahaan Amerika pada awalnya, sampai perusahaan jepang mulai menerakannya pada tahun 1950 untuk memulihkan bisnis dan perekonomian mereka setelah perang dunia ke II dan produk jepang mendominasi pasar dunia pada tahun 1980. Hal ini membuat perusahaan Amerika menyadari bahwa konsep produksi yang diterapkan mereka sudah tidak dapat bersaing dengan konsep manajemen mutu terpadu.
B. Cara Mengorganisasikan Mutu
Didalam buku karangan Jerome S. Arcaro dengan  judul bukunya pendidikan berbasis mutu. Menjelaskan bahwa :
Fase mengorganisasikan mutu difokuskan pada struktur organisasi yang harus dikembangkan sekolah demi keberhasilan tim proyek menerapkan focus mutu.
1. Menetapkan Syarat Keberhasilan
2. Presentasi Pada Dewan Sekolah
3. Komite Pengarah Mutu
·         Fasilitator
·         Ketua Tim
·         Sekretaris Tim
4. Pedoman Pertemuan Komite Pengarah Mutu
·         Tempat Pertemuan
·         Menghadiri Pertemuan
·         Ketetapan dan Perhatian
·         Agenda dan Notulasi
·         Peran dan Tanggung jawab
·         Penilaian Keterampilan Tim
·         Kebutuhan Sumber Daya
·         Jadwal pertemuannya[3]
Ada tiga pertimbangan dalam pengembangan dan pengoperasian organisasian mutu terpadu ini. Yang pertama adalah identifikasi dan konfirmasi kerja mutu yang spesifikasi dan kerja sama termasuk tanggung jawab, wewenang, akuntabilitas, dan hubungan mutu dari setiap individu dan kelompok yang menentukan di dalam perusahaan dan pabrik tersebut. 
Pertimbangan kedua adalah identiifkasi dan konfrimasi pada bidang yang sama untuk fungsi kendali mutu itu sendiri sehingga ia dapat membantu perusahaan mencapai tujuan mutu.
Pertimbangan ketiga adalah kepemimpinanan manajemen perusahaan dan pabrik itu sendiri dalam pembentukan dan pemeliharaan terus menerus organisasi mutu.

                                                                                                                   

C. Pelaksanaan TQM Dalam Bidang Pendidikan
Meskipun secara material semua lembaga pendidikan seharusnya merupakan suatu bentuk organisasi nonprofit, tetapi tidak dapat dipungkiri suatu kenyataan bahwa pendidikan lambat laun merupkan suatuaktivitas yang juga berfungsi untuk memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input (masukan) yang mengalami proses belajar daro pendidik yang mengajar dan akan meghasilkan output (lulusan)
            Di dalam TQM di sebut-sebut istilah pelanggan. Didalam dunia pendidikan, pelanggan ada yang primer, yakni pembelajar dan ada yang sekunder, yakni orang tua pembelajar, para sponsor pendidikan baik pemerintah maupun pemberi beasiswa, para pendidik, serta pegawai administrasi. Ada pula yang di sebut pelanggan tersier, yakni mereka yang akan memanfaatkan para luusan atau produk lembaga pendidikan yang di hasilkan oleh suatu lembaga pendidikan.[4]
D. Implementasi TQM
Untuk menjamin keberhasilan dalam mengimplementasikan TQM, sebenarnya terdapat langka-langkah yang harus dilakukan secara berurutan dan secara disiplin. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berkut:
1.      Tanamkan satu falsafah kualitas
Dalam hal ini, manajemen dan kryawan harus sepenuhnya mengerti dan yakin mengapa organisasi akan mencapai total quality,  yaitu untuk menjamin kelangsungan hidup organisasi dalam iklim kompetitif. Setiap anggota dalam organisasi perlu mempunyai pengertian yang sama terhadap istilah-istilah TQM, seperti kualits. Kerusakan, pelayaan yang baik, pelayanan yang merugikan, coustemer dan lain-lain.
2.      Manajemen harus membimbing dan menunjukkan kepemimpinan yang bermutu
Berdasarkan filasafat mutu yyang diterima pada langkah pertama,manajemen puncak, terutama CEO harus mengambil inisiatif dalam menunjukkan kepemimpinan yang  teguh dalam gerakan mutu. Manajemen puncak tersebut harus memberikan contoh dalam pola sikap, pola pikir dan pola tindak yang mencerminkan falsafah mutu yang di tanamkan. Dengan lain perkataan, manajemen puncak harus bersikap, berfikir dan bertindak tentang mutu dalam keputusan aktivitasnya. Ini berarti bahwa manajemen puncak itu harus bersedia menerimasiapapun dalam organisasi, yang akan memberikan kontribusi dalam perbaikan mutu produk dan jasa organisasi.
3.      Kalau perlu, adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada, agar kondusif dengan tujuan total qualiti
Sesudah menunjukkan kepemimpinan mutu secara konsisten dan kontinu kepada seluruh anggota organisasi, manajemen perlu meninjau kebijakan, sistem dan prosedur yang ada dalam organisasi dan menilai apakah software tersebut konsisten dan kondusif terhadap total qualiti. Hal-hal yang dinilai ini meliputi struktur organisasi, proses kegiatan, prosedur kendali  mutu, kebijaksanaan pengembangan sumber daya manusia, metode insentif dan lain-lain. Sesudah penilaian maka harus ada keputusan tentang sistem atau struktur yang ada.yang mana di pertahankan dan yang mana di rubah secepatnya demi pencapaian total quality.
4.      Didik, latih dan berdayakan (empower) seluruh karyawan
Dengan telah diciptakannyalingkungan kerja yang kondusif sebagai hasil langkah ketiga, seluruh anggota organisasi, termasuk para manajer, harus siap mengikuti program pendidikan dan pelatihan mengenai total quality. Program diklat ini merupakan langkah-langkah persiapan bagi pemberdayaan kepada seluruh karyawan.[5]

D. Prinsip TQM
            Di dalam TQM dikenal adanya lima tiang (pilar). Pertama, membina tekat yang kuat dari pimpinan sampai tingkat paling bawah dari seluruh jajaran yang ada untuk meningkatkan mutu. Kedua, perbaikan proses. Dengan kata lain, memperbaiki mutu secara bertahap dan terus menerus. Ketiga, pemberdayaan setiap orang dalam lembaga organisasi. Keempat, membantu setiap orang untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Kelima berfoku pada pelanggan.[6]
E. Karakteristik Mutu
            Mutu memiliki tiga belas karakter sebagai berikut;
1. kinerja (performa), berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.
2. waktu wajar atau (time liness), selesai dalam wakrtu yang wajar
3. handal (relyadility), usia pelayanan prima bertahan lama
4. daya tahan (durability), tahan banting
5. indah (aestetic), misalnya ekstrerior dan interior sekolah di tata menarik, taman di tanami dengan bunga terpelihara ddengan baik.
6. hubungan manusiawi (personal interpace), menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
7. mudah penggunaannya (easyofuse), sarana dan prasarana di pakai.
8. bentuk khusus (peature), keunggulan tertentu.
9.standar tertentu, memenuhi standar tertentu
10. konsistensi, konstan atau stabil
11. seragam atau (unipormity), tanpa fariasi tidak tercampur
12. mampu melayani, mampu meberikan pelayanan prima
13. ketetapan (acuracy), ketepatan dalam pelayanan..














BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenag dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. megorganisasian mutu adalah, suatu proses pengaturan kerja, menaglokasikan, mendistribusikan pekerjaan, dan wewenang yang bertujuan untuk membuat seusuatu menjadi bermutu.
mutu tidak terlepas dari Manajemen mutu terpadu ini  adalah sebuah metode dengan budaya,sikap dan struktur organisasi dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan pelanggan dengan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi kebutuhan mereka dengan melibatkan manajemen dan seluruh karyawan dalam perbaikan terus menerus terhadap produk dan jasa yang diproduksi dengan mengurangi kerugian akibat praktik-pratik pemborosan, pembuangan dan cacat.
B. Saran
   Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA
Husaini usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara tahun 2006)
Azhar arsyad. Pokok-pokok manajemen.2002.yogyakarta.pustaka pelajar
Soewarso hardjosoedarmo. Total quality manajement.1996.andi,yogyakarta.
file:///C:/Users/acer/Documents/bahan%20blog/Pendidikan%20Berbasis%20Mutu%20(Tugas%20Resume%20Buku%20Mk%20-%20Documents.html







[1] Husaini usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara tahun 2006)hlm127-128
[2] Husaini usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara tahun 2006)

[3]file:///C:/Users/acer/Documents/bahan%20blog/Pendidikan%20Berbasis%20Mutu%20(Tugas%20Resume%20Buku%20Mk%20-%20Documents.html
[4] Azhar arsyad. Pokok-pokok manajemen.2002.yogyakarta.pustaka pelajar. hlm 51

[5] Soewarso hardjosoedarmo. Total quality manajement.1996.andi,yogyakarta. Hal 57-59

[6] Azhar arsyad. Pokok-pokok manajemen.2002.yogyakarta.pustaka pelajar. Hlm 51


1 komentar: