BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekarang ini, mutu menjadi satu-satunya hal yang
sangat penting dalam pendidikan, bisnis
dan pemerintahan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam system
pendidikan lulusan SMTA atau perguruan tinggi tidak siap memenugi kebutuhan
masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para siswa yang tidak
siapjadi warga negara yang bartanggung jawab dan produktif itu,akhirnya hanya
jadi beban masyarakat. Para siswa itu adalah
produk system pendidikan yang terfokus pada mutu, yang akhirnya hanya
memberatkan anggarankesejahteraan social saja. Adanya lulusan lembaga
pendidikan yang seperti itu berdampak pula pada system peradilan criminal,
lantaran mereka tak dipersiapkanuntuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang,
dan lebih parh lagi, akhirnya mereka menjadi warga negara yang mers terasingkan
dari masyarakatnya.
Mengapa pendidikan
harus bermutu ? pendidikan saat ini, dalam hal ini pendidikan persekolahan,
dihadapkan pada berbagai tantangan baik nasional maupun internasional.
Tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
keamanan. Pembagunan ekonomi sampai masih belum beranjak dari dunia krisis
semejak tahun 1997/1998. Bahkan perkembagann ekonomi pada level bawah ( ekonomi
kerakyatan ) masih dalam kondisi mundur.
Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan merupakan lembaga
yang berfungsi sebagai “ agent of change” bertugas untuk membagun peserta didik
agar sanggup memecahkan masalah nasional ( internal ) dan memenangkan
persaingan internasional ( eksternal ).
Selain itu juga perlu adanya mengorganisasikan mutu agar Penyelenggaraan
sekolah di orientasikan pada pembentukan
manusia yang kompeten dan beradab.
B.
Rumusan
Masalah
Dari rumusan masalah diatas penulis akan membahas tentang:
1.
Pengertian
pengorganisassian mutu?
2.
Bagaimana
cara mengorganisasikan mutu?
3.
Bagaimana
pelaksanaan / implementasi mutu terpadu?
4.
Bagaimana
karakteristik mutu?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah selain memenuhi salah satu tugas mata kuliyah
manajemen mutu terpadu juga untuk
menambah wawasan mengenai mengorganisasikan mutu serta pelaksanaan mutu terpadu
dan mengetahui karakteritik mutu yang sesungguhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pengorganisasian mutu
Pengorganisasian
menurut handoko ialah;
1.
penentuan
sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
2.
Proses
perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal
tersebut kearah tujuan
3.
Penugasan
tanggung jawab tertentu
4.
Pendelegasian
weewenang yang di perlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
Ditambahkan pula
oleh handiko bahwa pengorganisasian adalah pengaturan kerja sama sumber daya
keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi.[1]
Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan
mendistribusikan pekerjaan, wewenag dan sumber daya di antara anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Mutu merupakan
memiliki konotasi yang bermacam-macam tergantung orang yang memakainya. Mutu
berasal dari bahasa latin qualis yang artinya what kint out. Mutu menurut
deming adalah kesesuaian dalam kebutuhan pasar[2].mutu
menurut juran adalah kecocokan dengan produk. Mutu menurut crosby adalah
kesesuaian yang di syaratkan. Jadi dapat dikatakan mutu itu adalah kualitas
dari suatu produk. baik itu berbentuk jasa ataupun barang.
Jadi dapat disimpulkan megorganisasian mutu adalah, suatu proses
pengaturan kerja, menaglokasikan, mendistribusikan pekerjaan, dan wewenang yang
bertujuan untuk membuat seusuatu menjadi bermutu.
Berbicara mutu tidak terlepas dari Manajemen mutu terpadu ini adalah sebuah metode dengan budaya,sikap dan
struktur organisasi dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan
pelanggan dengan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi kebutuhan mereka
dengan melibatkan manajemen dan seluruh karyawan dalam perbaikan terus menerus
terhadap produk dan jasa yang diproduksi dengan mengurangi kerugian akibat
praktik-pratik pemborosan, pembuangan dan cacat.
Ø Konsep mutu
Konsep manajemen mutu terpadu telah dikembangkan oleh bapak mutu
yaitu oleh William EDdwar Deming, setelaha perang dunia II untuk memperbaiki
produksi mutu produk dan jasa. Konsep ini tidak ditanggapi oleh perusahaan
Amerika pada awalnya, sampai perusahaan jepang mulai menerakannya pada tahun
1950 untuk memulihkan bisnis dan perekonomian mereka setelah perang dunia ke II
dan produk jepang mendominasi pasar dunia pada tahun 1980. Hal ini membuat
perusahaan Amerika menyadari bahwa konsep produksi yang diterapkan mereka sudah
tidak dapat bersaing dengan konsep manajemen mutu terpadu.
B. Cara Mengorganisasikan Mutu
Didalam buku karangan Jerome S. Arcaro dengan judul bukunya pendidikan berbasis mutu.
Menjelaskan bahwa :
Fase mengorganisasikan mutu difokuskan pada struktur organisasi yang harus
dikembangkan sekolah demi keberhasilan tim proyek menerapkan focus mutu.
1. Menetapkan Syarat Keberhasilan
2. Presentasi Pada Dewan Sekolah
3. Komite Pengarah Mutu
·
Fasilitator
·
Ketua Tim
·
Sekretaris Tim
4. Pedoman Pertemuan Komite Pengarah Mutu
·
Tempat Pertemuan
·
Menghadiri Pertemuan
·
Ketetapan dan Perhatian
·
Agenda dan Notulasi
·
Peran dan Tanggung jawab
·
Penilaian Keterampilan
Tim
·
Kebutuhan Sumber Daya
·
Jadwal pertemuannya[3]
Ada tiga pertimbangan dalam pengembangan dan pengoperasian organisasian
mutu terpadu ini. Yang pertama adalah identifikasi dan konfirmasi kerja mutu
yang spesifikasi dan kerja sama termasuk tanggung jawab, wewenang,
akuntabilitas, dan hubungan mutu dari setiap individu dan kelompok yang
menentukan di dalam perusahaan dan pabrik tersebut.
Pertimbangan kedua adalah identiifkasi dan konfrimasi pada bidang yang sama
untuk fungsi kendali mutu itu sendiri sehingga ia dapat membantu perusahaan
mencapai tujuan mutu.
Pertimbangan ketiga adalah kepemimpinanan manajemen perusahaan dan pabrik
itu sendiri dalam pembentukan dan pemeliharaan terus menerus organisasi mutu.
C. Pelaksanaan TQM Dalam Bidang Pendidikan
Meskipun secara material semua lembaga pendidikan seharusnya
merupakan suatu bentuk organisasi nonprofit, tetapi tidak dapat dipungkiri
suatu kenyataan bahwa pendidikan lambat laun merupkan suatuaktivitas yang juga
berfungsi untuk memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input
(masukan) yang mengalami proses belajar daro pendidik yang mengajar dan akan
meghasilkan output (lulusan)
Di dalam TQM di
sebut-sebut istilah pelanggan. Didalam dunia pendidikan, pelanggan ada yang
primer, yakni pembelajar dan ada yang sekunder, yakni orang tua pembelajar,
para sponsor pendidikan baik pemerintah maupun pemberi beasiswa, para pendidik,
serta pegawai administrasi. Ada pula yang di sebut pelanggan tersier, yakni
mereka yang akan memanfaatkan para luusan atau produk lembaga pendidikan yang
di hasilkan oleh suatu lembaga pendidikan.[4]
D. Implementasi TQM
Untuk menjamin keberhasilan dalam mengimplementasikan TQM,
sebenarnya terdapat langka-langkah yang harus dilakukan secara berurutan dan
secara disiplin. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berkut:
1.
Tanamkan
satu falsafah kualitas
Dalam hal ini, manajemen dan kryawan harus sepenuhnya mengerti dan
yakin mengapa organisasi akan mencapai total quality, yaitu untuk menjamin kelangsungan hidup
organisasi dalam iklim kompetitif. Setiap anggota dalam organisasi perlu
mempunyai pengertian yang sama terhadap istilah-istilah TQM, seperti kualits.
Kerusakan, pelayaan yang baik, pelayanan yang merugikan, coustemer dan
lain-lain.
2.
Manajemen
harus membimbing dan menunjukkan kepemimpinan yang bermutu
Berdasarkan filasafat mutu yyang diterima pada langkah
pertama,manajemen puncak, terutama CEO harus mengambil inisiatif dalam
menunjukkan kepemimpinan yang teguh
dalam gerakan mutu. Manajemen puncak tersebut harus memberikan contoh dalam
pola sikap, pola pikir dan pola tindak yang mencerminkan falsafah mutu yang di
tanamkan. Dengan lain perkataan, manajemen puncak harus bersikap, berfikir dan
bertindak tentang mutu dalam keputusan aktivitasnya. Ini berarti bahwa
manajemen puncak itu harus bersedia menerimasiapapun dalam organisasi, yang
akan memberikan kontribusi dalam perbaikan mutu produk dan jasa organisasi.
3.
Kalau
perlu, adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada, agar kondusif
dengan tujuan total qualiti
Sesudah menunjukkan kepemimpinan mutu secara konsisten dan kontinu
kepada seluruh anggota organisasi, manajemen perlu meninjau kebijakan, sistem
dan prosedur yang ada dalam organisasi dan menilai apakah software tersebut
konsisten dan kondusif terhadap total qualiti. Hal-hal yang dinilai ini
meliputi struktur organisasi, proses kegiatan, prosedur kendali mutu, kebijaksanaan pengembangan sumber daya
manusia, metode insentif dan lain-lain. Sesudah penilaian maka harus ada
keputusan tentang sistem atau struktur yang ada.yang mana di pertahankan dan
yang mana di rubah secepatnya demi pencapaian total quality.
4.
Didik,
latih dan berdayakan (empower) seluruh karyawan
Dengan telah diciptakannyalingkungan kerja yang kondusif sebagai
hasil langkah ketiga, seluruh anggota organisasi, termasuk para manajer, harus
siap mengikuti program pendidikan dan pelatihan mengenai total quality. Program
diklat ini merupakan langkah-langkah persiapan bagi pemberdayaan kepada seluruh
karyawan.[5]
D. Prinsip TQM
Di dalam TQM
dikenal adanya lima tiang (pilar). Pertama, membina tekat yang kuat dari
pimpinan sampai tingkat paling bawah dari seluruh jajaran yang ada untuk
meningkatkan mutu. Kedua, perbaikan proses. Dengan kata lain, memperbaiki mutu
secara bertahap dan terus menerus. Ketiga, pemberdayaan setiap orang dalam
lembaga organisasi. Keempat, membantu setiap orang untuk dapat melakukan
pekerjaan dengan baik. Kelima berfoku pada pelanggan.[6]
E.
Karakteristik Mutu
Mutu memiliki tiga belas karakter
sebagai berikut;
1.
kinerja (performa), berkaitan dengan aspek fungsional sekolah.
2.
waktu wajar atau (time liness), selesai dalam wakrtu yang wajar
3.
handal (relyadility), usia pelayanan prima bertahan lama
4.
daya tahan (durability), tahan banting
5.
indah (aestetic), misalnya ekstrerior dan interior sekolah di tata menarik,
taman di tanami dengan bunga terpelihara ddengan baik.
6.
hubungan manusiawi (personal interpace), menjunjung tinggi nilai-nilai moral
dan profesionalisme.
7.
mudah penggunaannya (easyofuse), sarana dan prasarana di pakai.
8.
bentuk khusus (peature), keunggulan tertentu.
9.standar
tertentu, memenuhi standar tertentu
10.
konsistensi, konstan atau stabil
11.
seragam atau (unipormity), tanpa fariasi tidak tercampur
12.
mampu melayani, mampu meberikan pelayanan prima
13.
ketetapan (acuracy), ketepatan dalam pelayanan..
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan
pekerjaan, wewenag dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. megorganisasian mutu adalah, suatu proses pengaturan kerja,
menaglokasikan, mendistribusikan pekerjaan, dan wewenang yang bertujuan untuk
membuat seusuatu menjadi bermutu.
mutu tidak terlepas dari Manajemen mutu terpadu ini adalah sebuah metode dengan budaya,sikap dan
struktur organisasi dari sebuah perusahaan yang berusaha untuk menyediakan
pelanggan dengan produk dan jasa yang memenuhi atau melebihi kebutuhan mereka
dengan melibatkan manajemen dan seluruh karyawan dalam perbaikan terus menerus
terhadap produk dan jasa yang diproduksi dengan mengurangi kerugian akibat
praktik-pratik pemborosan, pembuangan dan cacat.
B. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum,
oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat,
guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Husaini
usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara
tahun 2006)
Azhar
arsyad. Pokok-pokok manajemen.2002.yogyakarta.pustaka pelajar
Soewarso
hardjosoedarmo. Total quality manajement.1996.andi,yogyakarta.
file:///C:/Users/acer/Documents/bahan%20blog/Pendidikan%20Berbasis%20Mutu%20(Tugas%20Resume%20Buku%20Mk%20-%20Documents.html
[1] Husaini
usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara
tahun 2006)hlm127-128
[2] Husaini
usman,manajemen teori,praktik, dan riset penddidikan.(jakarta;ptbumi aksara
tahun 2006)
[3]file:///C:/Users/acer/Documents/bahan%20blog/Pendidikan%20Berbasis%20Mutu%20(Tugas%20Resume%20Buku%20Mk%20-%20Documents.html
[4]
Azhar arsyad. Pokok-pokok manajemen.2002.yogyakarta.pustaka
pelajar. hlm 51
[5]
Soewarso hardjosoedarmo. Total quality manajement.1996.andi,yogyakarta.
Hal 57-59